Hola
hola viewers and readers, hehe bahasa asing nih :D Senang kalian bersedia membaca blog saya
lagi. Dan saya tetap mohon maaf bagi yang terjebak di blog ini, tapi jika sempat baca
sebentar ya ^^ scroll sedikit kebawah, mana tahu penting dan
berguna bagi kita. Walaupun masih terdapat banyak kekukarangan informasi dan penulisan saat kalian membaca nanti, saya mohon maaf. Saya selalu berharap blog saya selalu bermanfaat ya untuk anda
semua.
Kali
ini saya akan membahas tentang HUTAN. Bukan karena saya bekerja di lembaga kehutanan,
atau mahasiswi fakultas kehutanan, bukan pula anggota dari organisasi pecinta alam. Juga tulisan ini bukan sok tahu atau apalah itu teman, tapi saya hanya salah satu dari
banyak orang biasa dan luar biasa diluar sana yang semakin perduli dengan keberadaan hutan-hutan yang bernasib malang di dunia, terutama di wilayah Indonesia yang tropis dan menjadi pusat perhatian dunia yang semakin hari kian semakin menipis luasnya.
Kita
tidak akan membahas hal ini secara kilometer persegi, hektar, maupun secara skala, atau apalah
itu. Jadi teman tidak perlu takut menjadi pusing akibat angka-angka, karena
sebetulnya saya juga sering pusing dengan angka yang nol-nya lebih dari 5 *ketahuan kurang berlatih menghitung hehe…
Kita
berbicara secara umum saja ya teman. Dengan sedikit lebih ringan(bukan timbangan ya ^^) namun
tetap informatif dan membangun(kontraktor kali ya hehe), karena saya juga bukan
pakarnya masalah hutan dan mengatahui seluk beluknya dengan sangat detail. Tetapi sekedar berbagi sedikit berbagi informasi yang saya tahu, yang saya pernah pelajari selama pendidikan serta yang saya browsing untuk melengkapi tulisan kali ini(kalian
juga bisa searching kok ^^) Semoga bisa bermanfaat baik yaaa. Selamat membaca
teman!
Di
dunia ini terdiri dari daratan dan lautan, itu yang saya dan anda pelajari ketika masih
duduk di bangku sekolah(ciyee pernah sekolah hehe). Dan kita
juga pasti mengingat, di dalam pelajaran Agama kita juga di ajari bagaimana
menghargai setiap bentuk makhluk hidup ciptaan Tuhan. Di pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan juga kita diajari untuk saling menghargai sesama makhluk hidup.
Serta di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kita juga dijelaskan dengan Simbiosis
Mutualisme, yaitu pola interaksi yang erat antara organisme dengan spesies yang berbeda atau berlainan jenisnya.
Sekarang
pertanyaan saya dengan segala kejadian sekarang ini, apakah segala bentuk kegiatan yang berada di hutan itu tidak
termasuk dalam siklus kehidupan? Tentang fase tumbuh-tumbuhan yang melalui proses berupa tunas, lalu menjadi tumbuhan berakar yang kokoh,. Serta fase hewan yang
dulu berupa telur atau pun yang dalam kandungan kemudian lahir menjadi bayi hewan, lalu
menjadi hewan dewasa yang dapat bergerak, bersuara, bernafas, dll. Apakah
itu semua bukan termasuk makhluk hidup? Apakah itu semua tidak berperan dalam sisi kehidupan manusia?
Jika anda menjawab "itu semua berperan, itu semua juga makhluk hidup", lalu mengapa kita tidak pernah perduli dengan keberadaan mereka? Dari sudut pandang saya, jawabannya adalah,
karena sebagian besar dari umat manusia yang menetap di bumi ini tidak
menyadari bahwa kehidupan yang tercipta di bumi semuanya atas se-izin Tuhan. Dengan kata lain bisa di kategorikan dengan tindakan tidak menghargai. Tidak menghargai
setiap kehidupan lain yang sudah direncanakan Sang Pencipta.
Lalu
jika sudah begini siapa yang patut disalahkan? Hewan yang memilih hidup di
hutan? Atau tumbuhan yang hadir dengan seribu manfaatnya? Mungkin sebelum
saya menulis jawabannya kalian juga sudah terlintas hal yang sama, yup benar! Yang
sebenarnya yang perlu disalahkan adalah manusia.
Memang
tidak dapat kita pungkiri ada beberapa para pencari nafkah di bidang ini, saya dan anda memang harus berfikir realistis. Jika para
penambang ini tidak menebang pohon, lalu mereka mencari uang untuk makan mereka dari mana? Iya memang
benar. Tapi juga harus disadari, dari setiap penebangan liar, untuk perkebunan, pabrik, dll, semua itu harus di pertanggungjawabkan dengan baik. Manusia memang memiliki sifat tamak, tidak mau tahu, sombong dan
egois yang luar biasa. Tidak percaya? Sekedar untuk penyadar diri kita, mari lihat gambar di bawah yang saya searching di google.
Sekarang
mari fokuskan pandangan anda ke wilayah Pulau Kalimantan(Borneo) yang terkenal
dengan sebutan “Paru-paru Dunia”
Sudah
melihat? Bayangkan bagaimana jadinya bumi tanpa hutan di tahun 2020. Bayangkan jika hujan
yang di bulan-bulan tertentu disetiap tahun mengguyur belahan bumi bagian
tropis dengan keadaan hutan yang dibilang sebagai “paru-paru dunia” seperti
gambaran diatas, sedangkan wilayah perairan di bumi lebih luas dari pada
daratan, apalagi Indonesia!
Pohon-pohon yang dulunya menjadi penampung air berkat akar-akarnya yang kokoh, telah habis untuk menjadi bahan olahan pabrik luar
negeri, menjadi pondasi rumah kalian yang megah, menjadi kertas-kertas bagus
yang harganya puluhan ribu 1 rim. Apakah sebanding dengan kelangsungan hidup
anak cucu kita di masa depan?
Sadarilah
bahwa setiap jenis kehidupan harus dihargai! Dan bumi ini selalu memiliki
hukum alam yang tidak bisa ditoleransi. Bagaimana dengan kehidupan hewan-hewan di hutan
ketika rumah mereka sudah gundul dan menghilang? Apakah kita semua bersedia hidup
berdampingan dengan hewan? Misalnya, ketika ke bioskop, kita mengantre tiket dan
yang berdiri di depan kita adalah segerombolan gajah yang ingin menonton juga. Kalian
siap? Itu pemikiran konyol saya hehe *jangan terlalu tegang ya ^^. Tapi bagaimana jika pemikiran buruk saya
terjadi? Seperti di film karya si om Matt Reeves, Dawn of The Planet of The Apes (hanya scene yang rusuh-rusuh dijalanan sih hehe), hewan-hewan bertaburan di jalanan, di rumah kita dan menghancurkan
segalanya? Tidakkah itu tidak membuat kalian ngeri?
Yang
jelas jika hutan benar-benar hilang dari bumi, hal yang di pastikan akan
terjadi; bencana alam, tsunami, tanah longsor, banjir, dll. Kemudian akan
terjadi kekacauan, hewan-hewan menyerang kota kemudian semua makhluk punah, tidak udara segar dari pohon, tidak ada dedaunan rindang, polusi dimana-mana, tidak ada lagi kegiatan perkemahan di gunung, tidak ada lagi penelitian tentang tumbuhan bermanfaat, tidak
ada bahan dasar obat tradisional, dan masih banyak lagi.
Bisa
kalian bandingkan sendirikan?
Hanya
demi rumah megah yang bisa hancur kapan saja akibat tanah longsor, tsunami, gempa
bumi. Kertas yang harganya puluhan ribu 1 rim yang bisa sobek, basah, terbakar. Sumpit
makan kayu sekali pakai lalu dibuang dan bisa patah. Kalian tega mengorbankan masa
depan bumi dan menghancurkan kehidupan kalian sendiri?
Bumi
selalu menerima apa yang kita tanam, dan meminta kembali apa yang kita ambil darinya.
Dan
setelah semua ini, kalian harus berfikir dua kali untuk merusaknya, bukankah begitu? Jika begitu, oke itu langkah baik. Sekarang, apa solusi untuk membatalkan masa depan buruk itu menjadi segar kembali?
ü Membuang
sampah pada tempatnya
ü Mendaur ulang
apapun yang masih layak digunakan, terutama plastik yang senyawanya tidak dapat
terurai
ü Ikut
berperan dalam pembudidayaan hutan
ü Membudayakan
proses tebang pilih
ü Ikut menyertakan
dan membiasakan diri ‘setelah tebang tanam lagi’
ü Bisa
mengikuti kegiatan ‘tanam seribu pohon’ atau ‘penghijauan’
ü Mengurangi penggunaan
kertas yang berbahan dasar kayu, karena sekarang sudah banyak perusahaan yang
mengeluarkan kertas ramah lingkungan yang berbahan dasar sampah daur ulang
dengan kualitas yang sama
ü Melaporkan
jika melihat tindakan penebangan liar(illegal
logging)
ü Ikut menjaga
dan merawat hutan disekitar kita beserta isinya
ü Dan yang
terpenting menghargai hewan serta tumbuhan dimana pun adanya
Kehidupan
yang diciptakan Tuhan pasti memiliki maksud tertentu dan bermanfaat bagi satu
sama lainnya, asalkan kita bisa memilah mana yang perlu dilakukan dan yang
perlu dihindarkan. Dan semoga semua yang membaca ini tulisan ini bisa menyadari
hal itu, jadi mulai sekarang mulailah menggaris bawahi bahwa:
“Saya, hutan dan semua hewan memiliki taraf yang layak untuk tetap hidup di bumi ini”
Sehingga
kalian akan berfikir dua kali untuk melakukan tindakan egois yang hanya
memikirkan kepentingan pribadi atas diri kita sendiri. Bukan hanya untuk
masyarakat di wilayah Pulau Kalimantan, tapi juga semua masyarakat di belahan wilayah dunia! Jika tidak
sekarang kapan lagi? Bumi yang kita tinggali ini sudah semakin sekarat tiap
detiknya.
Gambar
diatas adalah gambar yang saya dapat dari Greenpeace Organization, kegiatan mereka pada tahun 2011.
Ayo kita dukung mereka!!!
Semoga
informasi ini dapat membuka mata hati kita dan sedikit menambah wawasan kita semua. Tulisan ini bukan hanya untuk masyarakat yang
mencintai keindahan alam, bukan hanya untuk masyarakat yang hidup berdasarkan kondisi
alam, bukan hanya untuk masyarakat yang mengikuti organisasi pecinta alam. Tapi juga
teman-teman yang membaca, tua maupun muda. Kita bisa melakukannya. Jangan hanya
foto lalu posting di medsos, check in di medsos, tapi juga merawatnya dong!
Bumi semakin
lama semakin tua, dan kita berada diatasnya.
Jika
bukan kita, siapa lagi yang menjaga bumi ini untuk anak cucu kita? Tuhan itu
Maha Pemurah, telah memberikan kekayaan SDA yang berlimpah, memberikan
keperluan kita tanpa kira-kira dan yang tidak mungkin bisa ditakar dengan uang dan kekayaan. Teman,
belajarlah mempergunakan semuanya dengan bijaksana.
Jangan
lupa ya untuk share kepada teman anda, orang tua anda, serta orang-orang disekitar anda. Jangan pernah malu melakukan perbuatan yang mulia. Selamat mencoba
setelah membaca blog ini. Tumbuhkan cinta kalian terhadap alam. Kita generasi
yang bisa menjadikan bumi ini lebih terawat.
"Kita ramah kepada alam, maka alam akan lebih ramah dalam menyediakan segalanya untuk kelangsungan hidup kita"
Jika
kalian memiliki pendapat, informasi atau apapun bisa langsung posting komentar
di bawah. Mari kita saling berbagi ilmu. Semoga alam
akan selalu bersahabat dengan kita. Peluk sayang untuk semua pembaca berhati
mulai, semoga harimu bahagia teman ^^