Menggengam sekeping harapan dalam dosa
Membusuk hingga berlendir hitam menggelikan
Ketika semua pergi menjauh dan menertawakan
Yang di puja pun lenyap tak berjejak
Membiarkan kehancuran semakin merobek kasar
Tak mungkin lagi rasa binasa menyembuh sendiri perlahan
Dengan tumpuan hampa aku mendusta
Tetap menanti yang siap menopangku lagi
Tapi semua hanya menjadi angin lirih dalam bisikan sunyi
Aku lumpuh disetiap gerak membisu
Dahulu ku kira itu yang terpercaya, ternyata sekedar fiktif kosong bersiar lantang
Terkubur bodoh mearik tali yang rapuh hingga terjatuh lagi lebih keras
Semakin sendiri menuju mati, apa akhirnya yang seperti ini?
Rintikkan itu mengaum dalam alunan terindah
Nada suci tanpa kebohongan yang terasa kini
Perlahan dan mendekati, ku hampiri bayangan diri tanpa hias senyum lagi
Bahagiaku telah mati!
Detakkan senja itu dalam waktu ironi
Untuk aku memakan luka pada bahagia palsu
Mengunyah benci dalam kata mengiris
Munafik, bohong, rapuh yang siap menemani
Merasis aku di pojok gantung putus asa
Menyerahkan tiap kenangan tertinggal pada batas cahaya
Aku diambang dan tertakdir antara mati dan bernyawa
Jiwa mempermainkan, kekurangan menjerumuskan, kelebihan meninggalkan
Hanya layak melihat jalan sempit menuju nyata bersinar
Ingin merangkak dengan kelumpuhan, namun aku lelah
Hingga aku biarkan raga mengapung di ombak keresahan
Mebuka dan terpejam hanya sebatas ilusi fatamorgana
Faktanya aku aktor dalam sisi peran penuh sial dan berdosa
Dengan adengan bertahan pada karang, merangkul segumpal kesalahan yang semakin patah
Dan aku benci perjalanan buta tanpa arah
Aku berpaling sendu dan menyerah mati rasa dalam beku
Tetap menatap kosong pada akhir jalan yang tak menentu
Aku tetap sendiri menjaga remang, hingga waktu usai dan aku masih di batas cahaya
Jika
kalian memiliki pendapat, informasi atau apapun bisa langsung posting komentar
di bawah J mari kita berbagi informasi.
Peluk sayang untuk semua pembaca yang berhati mulia, semoga harimu
menyengangkan ^^